Sekitar pukul 10.40 pagi, di bawah langit lembut menjelang siang, rombongan Komisi Anak dan Komisi Dewasa Muda GKJ Kanaan tiba di lokasi pembangunan gereja. Cahaya matahari menembus perlahan di antara tiang-tiang besi dan rangka bangunan yang mulai tegak. Debu tipis berterbangan ditiup angin, menghadirkan suasana kehidupan baru yang sedang tumbuh. Di tanah yang belum tertata sempurna itu, tersimpan harapan besar tentang rumah Tuhan yang kelak menaungi banyak jiwa.
Kunjungan ini merupakan bagian dari program Majelis GKJ Kanaan yang diadakan setiap minggu secara bergilir. Setiap komisi dan wilayah mendapat kesempatan datang, menyaksikan perkembangan pembangunan, menaikkan doa, dan mempererat kebersamaan dalam pelayanan. Hari itu, Minggu, 2 November 2025, menjadi giliran pertama bagi Komisi Anak dan Komisi Dewasa Muda. Anak-anak Sekolah Minggu tampak bersemangat. Dari wajah-wajah kecil itu terpancar sukacita dan kebanggaan, sebab mereka melihat wujud nyata dari kasih Tuhan yang selama ini mereka doakan. Persembahan dari celengan kecil yang mereka isi dengan kasih dan kegembiraan, kini semakin berbuah nyata.
Para kakak Sekolah Minggu menuntun anak-anak berkeliling dengan penuh kesabaran. Mereka berhenti di setiap sudut, mengagumi kebesaran Tuhan bahwa suatu hari nanti ruangan-ruangan tersebut akan dipenuhi pujian, tawa, dan doa. Sementara itu, warga dewasa muda berjalan di sisi lain, mengamati dengan takjub. Mereka menyadari, pembangunan gereja ini tidak hanya tentang wujud fisik, tetapi juga tentang kebersamaan hati yang mempersatukan jemaat.
Ketika rombongan berkumpul di sudut area terbuka, Bapak Purwadi selaku Ketua Panitia Pembangunan menyambut mereka dengan senyum hangat. Beliau menjelaskan rencana setiap ruang – kelas Sekolah Minggu, konsistori, ruang pendeta, hingga tempat ibadah — sembari menggambarkan harapan bahwa gedung ini kelak menjadi rumah bagi pertumbuhan iman jemaat. Anak-anak seperti tidak sabar untuk pindah ke gereja baru, “Hore, nanti ada ACnya!” seru seorang anak.
Dalam suasana yang penuh gembira itu, anak-anak menaikkan pujian bagi Tuhan: Tuhan Allah di tengah kita, besar, besar! Dia s’nangkan dan girangkan dengan sukacita. Dia mengasihi dan bersuka karena kita. Tuhan Allah di tengah kita, besar, besar, besar! Ah-ah-ah-ah, ah-ah-ah-ah, besar! Lagu ini memenuhi ruang yang masih terbuka. Suaranya berpadu dengan hembusan angin, menghadirkan keindahan yang sederhana namun menggetarkan, seolah meneguhkan bahwa Tuhan sungguh hadir di tengah proses pembangunan ini.
Menjelang akhir kunjungan, seluruh rombongan berdiri melingkar untuk berdoa. Rafael, mewakili anak-anak, membuka dengan ucapan syukur dan permohonan agar Tuhan terus memberkati pembangunan. Kak Jannie dari Komisi Dewasa Muda melanjutkan, memohon agar Tuhan mencukupkan setiap kebutuhan dan menjaga para pekerja yang setia. Doa penutup dipanjatkan Diaken Arief P. Nugroho, yang menyerahkan seluruh pekerjaan ini agar kelak menjadi gereja yang membawa berkat bagi masyarakat luas.
Usai doa, suasana kembali riuh penuh antusias. Di antara tiang-tiang besi yang berdiri, tampak wajah-wajah penuh rasa syukur. Anak-anak menatap langit, sementara warga dewasa muda tersenyum, menyadari bahwa mereka sedang menjadi bagian dari karya yang lebih besar dari diri mereka sendiri. Dari momen sederhana ini, tumbuh rasa memiliki yang mendalam, sebuah sense of belonging yang mempererat ikatan antara umat dan gerejanya. Kesadaran akan pentingnya komunitas menjadi kebutuhan rohani setiap orang percaya yang ingin hidup beriman secara utuh. Gereja sebagai tubuh Kristus menjadi ruang di mana rasa itu bertumbuh melalui pengalaman nyata seperti hari ini: melangkah di atas tanah yang sedang dipersiapkan, bernyanyi di ruang yang belum berdinding, dan berdoa di tengah harapan yang perlahan dibentuk oleh kasih Tuhan.
Kelak, ketika gedung ini berdiri kokoh, mungkin anak-anak yang bernyanyi hari ini sudah bertambah usia. Namun kenangan itu akan tetap hidup, karena di tempat inilah mereka pernah berdiri, melihat, berdoa, dan merasa menjadi bagian dalam proses pembangunan. Di tanah yang penuh janji ini mereka belajar bahwa langkah iman sekecil apa pun akan selalu menjadi bagian dari karya Tuhan yang besar.




















